Masa remaja adalah masa paling sensitif dan urgen dalam kehidupan manusia yang biasanya berlangsung antara usia 12 hingga 18 tahun. Dalam masa ini seorang bukan lagi anak kecil dan juga belum belum mencapai usia baligh sepenuhnya dan sedang melewati masa krisis kehidupan yang terkadang prilaku dan perbuatan kekanak-kanakannya menimbulkan gangguan orang-orang yang lebih besar dan terkadang prilaku rasionalnya mendatangkan applause dan keheranan mereka.
Anak remaja berada pada umur-umur yang tidak tahu apa yang harus diperbuat? Metode manakah yang harus dipilih dalam kehidupan? Sebagian orang yang lebih dewasa mengatakan kepadanya: Engkau masih kecil! Terkadang orang lain berkata kepadanya: Engkau sekarang telah dewasa, kenapa masih melakukan perbuatan kekanak-kanakan? Dia merasa kebingungan dalam perintah dan larangan, celaan dan kemarahan ini.
Masa remFaja dapat dibagi dalam tiga tahapan:
1- Masa sebelum baligh: Yang sampai masa tersebut seorang anak masih merasa sebagai anak-anak dan secara bertahap sifat-sifat baligh mulai tampak.
2- Masa baligh: Yang berada di antara masa kanak-kanak dan remaja. Tanda-tanda baligh muncul dalam masa ini dan terjadi perubahan seksualitas terbesar maka kedua orang tua dan para pendidik harus mencurahkan perhatian khusus dalam masa ini kepada anak remaja dan tidak sungkan-sungkan untuk memberikan arahan-arahan yang dibutuhkan olehnya serta membantunya dari sisi pemikiran. Karena kaum remaja membutuhkan petunjuk dan arahan para pendidik atau guru yang baik dan pemikir untuk perkembangan mental dan membangun diri dalam mempelajari bagaimana untuk hidup dan menemukan jati dirinya serta mencegah timbulnya perbuatan-perbuatan tidak lumrah yang terjadi dalam menghadapi kejadian-kejadian.
3- Masa pasca baligh: Yang dalam masa ini kepribadian anak remaja mulai terbentuk hingga batas tertentu dan pemilihan teman, pekerjaan, jurusan pelajaran dan… adalah sahabat terbaiknya dalam kehidupan.
Anak remaja dalam masa ini menghadapi beberapa perubahan yang di antaranya, perkembangan anggota tubuh dan badan tidak tepat yang terkadang tidak dapat menguasai anggota tubuhnya. Berenergi penuh, gaduh, kurang bersemangat, membangkang dan tidak dapat diam, menyukai penghormatan terhadap kepribadiannya dan menyambut arahan-arahan orang lain termasuk kriteria-kriteria lainnya.
Nahjul Balaghah adalah salah satu kitab terbaik yang terkenal dengan sebutan saudara al-Quran (akhul Qur’an). Kitab ini “sedemikian besar dan agung sehingga akal-akal manusia tidak dapat menjamahnya dengan mudah. Buktinya adalah kitab ini tetasan ruh agung seorang yang merupakan manifestasi nama teragung Allah swt, didikan Jibril, al-Qur’an natiq (al-Qur’an hidup), penafsir terbesar dan murid Nabi Islam saw”.[1]
Ucapan-ucapan Amirul Mukminin Ali as yang Nahjul Balaghah merupakan bagian darinya, dari sisi kaedah sastra bahasa, lafad dan akhlak berada dalam tingkatan mukjizat dan hingga kini tidak satu pun ucapan manusia dapat menandingi dan menyamainya. Ibnu Abil Hadid Mu’taziliy –komentator besar Nahjul Balaghah- dalam mukaddimah kitabnya menulis: “Sesungguhnya ucapan Ali as di atas ucapan makhluk dan dibawah kalam khaliq”.
Nahjul Balaghah adonan wejangan-wejangan dan hikmah-hikmah penuh pelajaran seputar berbagai tema di antaranya tema kaum remaja yang dengan memanfaatkannya merupakan jalan keluar terpenting untuk pendidikan dan kebahagiaan. Dalam pembahasan “Pandangan Nahjul Balaghah Terhadap Kaum Remaja” kita akan menyinggung beberapa permasalahan sebagai berikut:
a) Anak remaja dan pendidikan.
b) Anak remaja dan ibadah.
c) Anak remaja dan keteladanan.
d) Anak remaja dan pertemanan.
e) Anak remaja dan politik.
f) Anak remaja dan dosa.
Dalam pendidikan anak-anak remaja harus memperhatikan beberapa dasar pendidikan di antaranya: mengenal permasalahan-permasalahan generasi ini, memperhatikan dasar-dasar wataknya, memperhatikan prinsip kasih sayang, keakraban dan persahabatan dengan kaum remaja serta menjauhi pemaksaan.
Amirul Mukminin Ali as menaruh perhatian khusus terhadap pendidikan jiwa dan mengatakan: “Wahai manusia, pikullah sendiri pendidikan diri anda dan berpalinglah dari dikte kecenderungan alami anda.”[2] Dan juga menegaskan: “Berhati-hatilah dalam mendidik dan membangun jiwa”.[3]
Amirul Mukminin Ali as juga memesankan kepada para orang tua: “Kasih sayang antara para ayah menciptakan hubungan antara anak-anak.[4] Dan karena pengaruh keluarga terhadap kepribadian anak-anak remaja juga mewasiatkan: “Jalinlah hubungan kalian dengan orang-orang yang berkepribadian, bersih, berkeluarga baik dan memiliki catatan bagus”.[5]
Amirul Mukminin as mengingatkan pengaruh lingkungan dan masyarakat dalam pendidikan anak-anak terutama kaum remaja dan mengatakan: “Pilihlah tempat tinggal di kota-kota besar karena pusat berkumpulnya kaum Muslimin, dan waspadailah lingkungan dan tempat-tempat kelalaian, kezaliman dan minimnya para penolong pada ketaatan kepada Allah”. [6]
Metode memaparkan permasalahan-permasalahan keagamaan kepada anak-anak remaja memiliki keurgenan yang sangat. Hal-hal keagamaan harus disodorkan kepada mereka sedemikian rupa sehingga mereka merasa hal-hal ini dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan pengetahuan dan agama harus diajarkan kepada mereka secara bersama-sama.
“Ibadah” merupakan bagian dasar Islam yang terpenting dan dalam Nahjul Balaghah terdapat banyak atensi dan penegasan terhadap penghambaan kepada Allah swt dan ibadah. Ibadah memiliki pengaruh-pengaruh duniawi sangat banyak yang di antaranya ketenangan mental dan kesehatan jiwa. Amirul Mukminin Ali as mengatakan: “Taatlah kepada Allah di dalam seluruh hal-hal kehidupanmu; karena ketaatan kepada Allah lebih didahulukan dari setiap perbuatan dan tariklah dirimu ke arah ibadah dan biasakanlah dengannya”.[7]
Di antara rukun ibadah yang paling penting adalah salat, puasa dan mengamalkan al-Qur’an. Imam Ali as mengingatkan perhatian terhadap salat, puasa dan pembacaan al-Qur’an, di antaranya: “Salat menghilangkan dosa-dosa manusia”.[8], “Sarana terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah puasa di bulan Ramadhan”[9] dan “Hak anak atas ayah adalah memilih nama yang baik untuknya, memberikan pendidikan akhlak dan adab serta mengajarkannya al-Qur’an”.[10]
“Teladan dan figur” dalam pendidikan memiliki pengaruh sangat banyak sekali dan seorang teladan atau figur semakin dicintai, maka pengaruhnya juga semakin besar. Imam Ali as dari satu sisi adalah teladan dan figur terbaik bagi anak remaja dan pemuda, karena Imam as melalui masa kanak-kanak dan remaja beliau di sisi Nabi saw dan meletakkan prilaku beliau saw sebagai teladan bagi dirinya; oleh karena itu Imam Ali as menyatakan: “Nabi saw mendidikku semenjak masa kanak-kanak dan setiap hari mengajarkan kepadaku satu akhlak baik dan memerintahkannya”.[11]
Al-Qur’an Karim menyabdakan kepada kaum Muslimin: “Rasulullah saw adalah sebuah teladan dan panutan sempurna.” Amirul Mukminin dan putera-putera beliau merupakan teladan terbaik bagi anak-anak remaja dan para pemuda. Dari sinilah dengan menjelaskan sirah kehidupan imam dapat memilihnya sebagai teladan dan panutan dalam seluruh jenjang kehidupan.
Harus diperhatikan bahwa orang-orang yang berstatus sebagai pendidik dan guru anak-anak remaja adalah teladan yang tepat dalam pendidikan dan anak remaja biasanya mempelajari adab kehidupan dari orang-orang sekitarnya –khususnya para pendidik-. Maka mereka harus mengaplikasikan diri dengan teladan superior dan memperbaiki jiwa, dan secara prktis mendidik tunas baru. Amirul Mukminin Ali as mengatakan: “Barangsiapa yang menjadi pemimpin rakyat, sebelum mengajari orang lain maka harus memperbaiki diri sendiri”.[12]
Anak remaja memiliki perasaan butuh kepada teman dan oleh karena itu dia harus dibantu dalam memilih teman. Teman dalam diri seorang anak remaja memberikan pengaruh tertentu sehingga dia sewarna dengan temannya dan bahkan mengikuti dari segi pakaian, ucapan dan prilaku.
Pertemanan dapat membebaskan anak remaja dari kesendirian yang mungkin membawa depresi dan pengasingan diri. Amirul Mukminin Ali as dalam Nahjul Balaghah menyinggung pencarian “teman-teman baik” dan menegaskan bahwa pertama ujilah teman-temanmu dan ketika engkau medapatkan seorang teman yang baik maka janganlah engkau lepas begitu saja. Amirul Mukminin Ali as mengatakan: “Orang paling lemah adalah yang tidak mampu mendapatkan teman dan yang lebih lemah darinya adalah yang meninggalkan teman yang telah didapatkan”.[13]
Anak remaja ketika menemukan seorang teman dan atau sedang dalam pencarian, harus memperhatikan beberapa permasalahan berikut: pertama harus menghormati pendapat dan pemikiran orang lain dan dia sendiri hendaknya menjadi seorang yang tawadhu’ dan rendah diri. Selainnya adalah dalam pertemanan, tidak layak bertindak ekstrim dan berlebih-lebihan yang hasilnya adalah penyesalan sedangkan hasil berpandangan jauh ke depan dan tidak berlebihan adalah keselamatan dan kebahagiaan.[14] Dan yang ketiga adalah jujur dan menepati janji, karena “Barangsiapa yang tidak memegang amanat akan celaka dan tidak mencapai tujuan”[15] dan yang keempat hendaknya bermuka manis di hadapan teman-temannya dan meletakkan prilaku baik (akhlak hasanah) sebagai keteladanan. Amirul Mukminin as mengatakan: “Nilai kekeluargaan terbaik adalah berakhlak baik”.[16]
Akan tetapi beliau as mengingatkan para pengikutnya: “Hindarilah berteman dengan orang-orang yang berakal lemah dan berprilaku buruk; karena seseorang akan dikenal dengan temannya”.[17] Dan atau menegaskan: “Berhti-hatilah untuk berteman dengan orang-orang yang pemikiran dan zahir perbuatan mereka tidak baik; karena seseorang akan mengambil watak dan prilaku temannya dan terbiasa dengan pemikiran dan perbuatannya”.
Remaja dan pemuda yang membentuk bagian terbesar penduduk setiap masyarakat –terutama wilayah Asia dan Afrika, tentu saja harus mengenal politik dan memainkan peran pentingnya dalam hal-hal administrasi dan sistem politik yang berkuasa juga dengan niatan baik harus menarik kepercayaan kalangan besar ini.
Memang benar, kaum remaja dan pemuda harus diperkanalkan dengan permasalahan-permasalahan politik melalui pengadaan banyak pertemuan, mengingatkan kepada mereka akan peran kekuatan-kekuatan penguasa dan membulatkan tekat mereka. amirul Mukminin Ali as dalam hal ini menegaskan: “Janganlah engkau menjadi hamba prang lain karena Allah swt menciptakanmu dalam keadaan merdeka”.[18]
Amirul Mukminin Ali as menjelaskan kesangat sensitifan masa remaja dari tiga sisi: pertama hati anak remaja bagaikan tanah, kosong dan siap ditanami yang apapun ditanam di dalamnya maka itu pula hasilnya: “Sesungguhnya hati anak remaja seperti tanah kosong, apapun yang ditanam di dalamnya akan diterima”[19] dan yang kedua masa remaja cepat berlalu sambil mengingatkan untuk memperolehnya dengan cepat: “Pergunakanlah dengan baik masa mudamu sebelum masa lanjut dan kesehatanmu sebelum sakit”[20] ketiga adalah syaitan memberikan banyak perhatian pada masa ini dan harus mencari perlindungan yang baik yang sebaik-baiknya adalah al-Qur’an Karim, para imam as dan do’a-do’a karena jika tidak demikian dosa akan menodai kehormatan manusia di dunia dan akherat dan mengambil berkah dari hartanya serta mewariskan penyakit-penyakit mental. Menurut Amirul Mukminin Ali as setiap dosa dalam kehidupan memiliki dampak buruk, misalnya: kebohongan, menjauhkan keimanan dari manusia[21]; perkataan buruk dan cacimaki, menjauhkan kezuhudan dan membicarakan orang merusak hubungan persahabatan.[22]
Sumber: MahNameh Kautsar (Majalah Bulanan Kautsar), no 59.
Penerjemah: Imam Ghozali.